Mencapai Puncak Gunung Api Purba Yogyakarta untuk Kalian yang Belum Pernah Mendaki

April 22, 2018

Tertarik mendaki gunung tetapi tidak punya pengalaman mendaki sama sekali sebelumnya? Ingin merasakan kamping untuk menikmati sunrise dan sunset di puncak gunung tapi takut mendaki gunung yang tinggi? Jangan khawatir, beberapa puncak gunung yang ada di Indonesia memiliki puncak dengan ketinggian dibawah 1000 mdpl yang pas banget untuk kalian yang ingin latihan mendaki puncak gunung dan tidak memiliki pengalaman sama sekali. Salah satu puncak gunung yang bisa kalian coba adalah puncak Gunung Api Purba Nglanggeran Yogyakarta, yaitu Puncak Gunung Gede yang memiliki ketinggian 700 mdpl.



Jujur, saya tidak pernah mendaki gunung sebelumnya. Pernah sih, tapi cuma Gunung Bromo yang tidak mengeluarkan effort extra untuk mencapai puncaknya karena disana sudah disediakan trek dan terbilang landai. Saya ingin sekali punya pengalaman mendaki gunung, walaupun sebenarnya fisik saya tidak cukup kuat tapi berdasarkan pengalaman teman-teman, rasa lelah akibat mendaki akan sirna saat sudah berada di puncak. Kemudian saya melakukan research kecil-kecilan mengenai puncak gunung apa yang mudah untuk didaki sebagai awal saya belajar mendaki gunung, lalu muncul-lah nama Gunung Api Purba Nglanggeran yang berada di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Gunung Api Purba merupakan bagian dari Pegunungan Sewu yang membentang di Yogyakarta dan terkenal dengan eksotisme dan pesonanya. Tanpa pikir panjang, saya memutuskan untuk menaklukkan puncak Gunung Api Purba.



Saya tidak memiliki persiapan sama sekali sebelumnya. Hanya mengenakan kaos dengan jaket kalau jaga-jaga disana dingin, memakai celana yang nyaman dan running shoes. Saya mengenakan ransel untuk membawa sejumlah keperluan seperti air minum, makanan ringan, dan lain-lain. Saya berangkat dari daerah UGM menuju Nglanggeran mengenakan motor pada pukul 07.00 dan menempuh jarak sekitar 1.5 jam. Saya sampai di area pendakian pada pukul 09.30. Gunung Api Purba ini masuk kedalam obyek wisata di dalam Desa Wisata Nglanggeran dan dikelola oleh masyarakat desa tersebut. Sebelum mendaki, terdapat loket yang mengharuskan kita membayar tiket masuk. Ada dua harga, yaitu harga pendakian di siang hari dan malam hari. Karena saya sampai sana di pagi hari, maka saya membayar untuk tiket siang seharga Rp 15.000. Jika berniat mencari sunrise, maka kalian akan dikenakan harga Rp 30.000.


Untuk mencapai puncak membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam. Namun, pemandangan yang disuguhkan selama mendaki benar-benar membuat terpukau dan cukup mendistraksi kita untuk berhenti di spot-spot dimana kita dapat menikmati pemandangan alam sekitar. Jalur pendakian terbilang cukup aman karena sudah ada anak tangga yang akan mengarahkan ke puncak. Namun, ketika kita sampai pertengahan jalan menuju puncak, ada beberapa titik yang tidak terdapat anak tangga dan cukup terjal sehingga agak sulit untuk melewatinya. Namun, jangan khawatir karena meski begitu, terdapat tali dan pegangan yang siap menuntun kita untuk melewati jalanan terjal tersebut.

Ada titik pendakian yang membuat saya sedikit takut dan khawatir, yaitu saat saya harus berjalan melewati celah diantara dua bukit batu yang hanya cukup untuk dilewati oleh satu orang. Itupun saat melewatinya hanya tersisa sedikit jarak antara badan dan dinding batu. Kebayang kan betapa sempitnya? Untuk orang yang memiliki claustrobphobia (phobia pada ruang sempit) harus berhati-hati saat melewati titik ini. Terdapat dua titik celah sempit batu yang harus kita lewat. Pada salah satu titik terdapat batu yang cukup besar terjepit diantara dua dinding batu, dan itu sangat menakutkan untuk dilewati karena saya takut kalau-kalau saat melewatinya, batu tersebut akan menimpa saya. Syukurlah tidak terjadi apa-apa.


Saya sampai puncak pada pukul 11.00 dimana matahari sedang terik-teriknya bersinar diatas. Saran saya, lakukan pendakian lebih pagi lagi atau mungkin sore karena rasanya berada diatas disinari oleh matahari terik sangat kurang nyaman dan menyengat di kulit. Sepanjang perjalanan (karena saya belum pernah mendaki sebelumnya) saya terlalu sering mengeluh sepanjang saat, "kapan ya ini nyampenya" "kok ga nyampe-nyampe" dan lain sebagainya. Namun, begitu saya sampai di puncak, semua keluhan saya selama perjalanan langsung sirna saat melihat pemandangan super eksotis diatas.


Mungkin tidak ada foto yang dapat menggambarkan indahnya pemandangan diatas, dan kalian harus menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Tapi jujur, semua rasa capek saya selama pendakian hilang dan digantikan dengan rasa kagum dan terharu saat disuguhkan pemandangan diatas. Jika saya bisa mendeskripsikannya, selama di puncak kita bisa melihat hamparan puncak-puncak pegunungan sewu, embung nglanggeran, dan hutan-hutan. Salah satu pemandangan yang fotogenik dan cantik adalah puncak Gunung Kelingking yang berada tepat di seberang puncak Gunung Gede. Oiya, kalian harus sangat berhati-hati apabila berada di puncak Gunung Gede ini karena sekitar puncak merupakan jurang. Jangan karena kalian saking excited dan kesenengan untuk foto-foto jadi lupa sama keselamatan kalian sendiri ya!

Pengalaman mendaki puncak gunung setinggi 700 mdpl ini benar-benar membuka mata saya dan memberikan perspektif baru. Mendaki gunung seperti menantang adrenalin saya untuk menaklukan puncak-puncak gunung lain. Walaupun lelah, betis dan kaki sakit, begitu sampai puncak, semua perasaan lelah langsung sirna tergantikan perasaan terharu. Mungkin jika ada kesempatan, saya akan mencoba mendaki menaklukan puncak-puncak gunung lainnya. Jadi, tunggu ya postingan selanjutnya saat saya berhasil mencoba hal tersebut hehe.


Perjalanan turun tidak semelelahkan saat naik (seperti biasa). Saat ingin pulang, jalan yang akan kita tempuh berbeda dengan jalan saat kita mendaki. Jalan menuju kebawah terdapat anak tangga dengan railing-nya sehingga sangat aman dan tidak perlu khawatir. Yang melegakan adalah saya tidak harus melewati dua celah batu yang sempit seperti saat tadi naik. Waktu turun saya hanya membutuhkan waktu satu jam, 30 menit lebih cepat dibandingkan mendaki. 

Beberapa hal yang dapat kalian perhatikan dan persiapkan saat mendaki puncak Gunung Api Purba Nglanggeran :

1. Pergilah mendaki sepagi mungkin, atau sore saat cuaca sudah adem karena sangat tidak nyaman berada di puncak saat matahari berada diatas kepala. Walaupun belum pernah mencobanya, berada di puncak saat sunset dan sunrise (kata orang-orang yang sudah mengalaminya) benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.

2. Jangan mendaki saat hujan! Jalanan akan sangat berlumpur dan rawan tergelincir saat kalian melewati jalanan yang berbatu.

3. Gunakan pakaian dan sepatu yang nyaman. Usahakan pakai sepatu ya!

4. Bawa air minum dan makanan sendiri karena tidak ada yang menjualnya diatas. Jangan lupa untuk tidak membuang sampah sembarangan

Itulah pengalaman saya saat pertama kali mendaki puncak gunung dengan ketinggian 700 mdpl! Nantikan petualangan saya berikutnya ya!

Xoxo, 
Anya


1 comments:

Unknown mengatakan...

waaah kereeeen!!!

Posting Komentar